About This Blog

Our Blogger Templates Web Design

Pink Diamond
RSS

Masyarakat Arab, antara Pranata dan Budaya


A.   Pendahuluan

Manusia dalam ilmu antropologi dikategorikan dalam homososialis atau makhluk social yang berarti ia tidak bias hidup sendirian. Ia memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi sosial ini membuat manusia hidup berkelompok-kelompok.
Dalam bukunya “The World Until Yesterday”, Jared Diamond menjelaskan gambaran interaksi social dan mendefinisikan kelompok-kelompok manusia mulai dari keluarga inti, keluarga besar, klan, suku hingga menjadi suatu bangsa. Ia bahkan mendeskripsikan gambaran interaksi social dari berbagai bangsa dan ras di dunia khususnya yang hingga saat ini masih sangat tradisional atau primitif.
Baik masyarakat primitif maupun modern, dari lingkup terkecil yakni keluarga hingga lingkup terbesar yakni bangsa atau ras, semuanya memerlukan aturan. Aturan diperlukan untuk membatasi ego-ego manusia yang berpotensi melanggar hak atau menyakiti orang lain. Aturan-aturan yang berlaku baik tertulis menjadi sebuah hukum yang mengatur hidup mereka. Sedangkan aturan-aturan yang tidak tertulis disebut dengan norma. Kumpulan norma-norma ini menjadi bahan kajian yang dikenal dengan istilah Pranata.
Pembahasan utama tulisan ini adalah Pranata dan Budaya Masyarakat Arab. Arab adalah sebuah bangsa atau ras yang memiliki Pranata yang perlu diketahui oleh masyarakat non arab. Hal ini dikarenakan  saat ini Arab menjadi bangsa-bangsa yang kuat yang ikut bermain dalam politik, ekonomi, sosial dan budaya di dunia. Bahkan Arab adalah penyumbang terbesar dalam kebangkitan Eropa atau dikenal dengan istilah Renaisance.
Dalam buku “Pengantar Hubungan Internasional”, penulis menjabarkan ada beberapa tipe atau kelompok dalam hubungan internasional. Yakni hubungan internasional pemerintah dan non pemerintah. Baik kedua kategori ini di bagi lagi menjadi hubungan internasional antar orang, orang dengan lembaga, lembaga dengan lembaga, lembaga dengan pemerintah dan pemerintah dengan pemerintah. Hubungan Internasional akan terjalin dengan harmonis jika kedua belah pihak saling memahami Pranata dan Budayanya. Untuk itulah, Pranata dan Budaya khususnya Arab sangat perlu dikaji secara holistic dan mendalam.

B.   Pranata
a.     Pengertian Pranata
Menurut KBBI, ‘pranata’ berarti system tingkah laku social yang bersifat resmi secara adat istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya  guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang kompleks di masyarakat.
Dalam sumber lain (yakni bahan ajar di Al-Azhar) disebutkan ada tiga pengertian dari pranata yakni:
·         Suatu sistem tata norma dan tata hubungan perilaku anggota masyarakat yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi.
·         Pranata (institusi) yang mengatur kegiatan masyarakat secara khusus.
·         Pranata juga disebut institution.
Dari kedua pengertian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pranata adalah tatacara untuk mengatur dan mengendalikan ego manusia agar tercipta hubungan masyarakat yang harmonis.
b.    Bentuk Pranata
                                                          i.      Tertulis
Pranata yang berkembang dan berkaitan erat dengan hak, kewajiban dan sanksi jika ada pelanggaran ini ditulis dalam sebuah media, agar bisa diingat, dijaga dan dijalankan oleh generasi-generasi berikutnya menjadi sebuah hukum tertulis. Contohnya : UU Dasar, UU resmi yang berlaku.
                                                        ii.      Tidak Tertulis
Adapula aturan-aturan lain yang berlaku namun tidak ditulis sehingga tidak terjaga bahkan terancam hilang jika terjadi akulturasi budaya. Contohnya : hukum adat, mitos dan yang lainnya.

c.      Macam-macam Pranata
Macam-macam pranata ini tergantung pada :
1.      Sederhana atau kompleksnya suatu masyarakat.
2.      Penggolongan berdasarkan fungsi-fungsinya untuk memenuhi kehidupan.
d.    Tujuan Pranata
Tujuan adanya pranata ialah untuk memahami perilaku suatu masyarakat melalui aturan dan norma yang berlaku pada mesyarakat tersebut.

C.   Budaya
a.     Pengertian Budaya
Dalam bahasa Sansekerta, budaya berasal dari kata Buddayah jamak dari Buddhi yang berarti budi atau kekal. Dalam bahasa latin disebut colere yang berarti mengolah, mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan tanah atau bertani.
Sedangkan menurut para budayawan budaya memiliki arti seperti berikut :
1.      Koentjaraningrat (1996):“Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan belajar”
2.      Clifford Geertz  (1973):
“Disimpulkan berdasarkan pendapat Clyde Kulckhon bahwa kebudayaan adalah: total cara hidup manusia; warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya; cara berpikir-cara merasakan dan keyakinan; abstraksi dari perilaku; endapan sejarah; seperangkat teknik untuk menyesuaikan diri baik dengan lingkungan eksternal maupun orang lain; seperangkat teori menjelaskan tentang cara berperilaku sekelompok orang atau individu yang sesungguhnya”
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat di ditarik garis besarnya bahwa budaya atau kebudayaan adalah produk dari keberhasilan mengatur dan mengendalikan ego, ego selalu diarahkan ke arah positif.
b.    Wujud Kebudayaan
Dalam penerapan budaya menjadi sebuah kebudayaan yang dapat berbentuk :
1.      Ide/gagasan.
2.      Artefak
3.      Perilaku


D.   Pranata dalam Masyarakat Arab
Hampir semua kawasan yang didiami oleh suatu bangsa atau ras memiliki Pranata dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini dapat dipengruhi oleh kondisi alam dan tujuan atau fungsi dari pranata ini. Khususnya daerah Arab yang didominasi oleh gurun pasir, sehingga jauh dari bangsa atau ras lain membuat masyarakat Arab seolah terkungkung di dalamnya dan tidak atau jarang ada interaksi social dengan bangsa lain.
 Kondisi ini membuat Arab memiliki ciri khas pranata yang sangat berbeda dengan bangsa lain. Diantaranya :
a.      Pranata Kehidupan Kekerabatan (kinship)
1. Perkawinan masa sebelum Islam : Perkawinan berlangsung dengan restu orang tua dan pada umumnya wanita dimintai pendapatnya.
2. Perceraian (talak) : Berlangsung di kalangan Arab, talak dilakukan oleh laki-laki, tapi di kalangan wanita terpandang mereka yang menjatuhkan talak dengan cara mengubah letak pintu.
3. Poligami : Beristri lebih dari satu merupakan berlaku umum di kalangan masyarakat Arab dengan jumlah yang tidak terbatas. Islam membatasinya dengan syarat-syarat yang ketat.
4. Hubungan antar Keluarga : Orang tua mendidik anak dengan keras agar mampu menghadpi kerasnya kehidupan di gurun pasir yang ganas, orang tua memberi nama-nama yang bisa menggentarkan musuh (singa: أسد   banteng:  ثور  macan tutul : فهد), anak laki-laki lebih disukai karena bisa berburu dan perang.
5. Mengubur anak perempuan hidup-hidup : hal terjadi karena orang Arab malu jika mendapat anak perempuan, dan takut akan kemiskinan atau susahnya menghidupinya karena sulitnya mencari rizki di gurun pasir.
6. Hubungan kekerabatan Badui : istilah badui berarti penduduk desa yang hidupnya nomaden, dewasa ini banyak badui yang pindah ke kota besar. Masyarakat arab pada umumnya masih merasakan nilai-nilai badui yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, terutama yang masih terdokumentasikan dalam kumpulan syai’ir atau prosa masa jahiliyah.
7. Susunan Masyarakat Badui : Keluarga besar (Clan), sebuah kemah berisi satu keluarga, 10 kemah disebut suku, anggota-anggota suku dinamakan kaum, gabungan beberapa keluarga besar dinamakan kabilah, tiap keluarga besar memilih syaikh kabilah.
8. Solidaritas Kesukuan : kerasnya kehidupan menuntut seseorang, keluarga, suku dan kabilah untuk bertahan hidup. Untuk itu diperlukan solidaritas yang kuat diantara mereka. Solidaritas ini sangat diperlukan dalam mencari kebutuhan hidup dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Dengan persekutuan antar suku, setiap individu atau suku akan terjaga.
9. Nilai-nilai Moral Masyarakat Arab : Diantara keutamaan-keutamaan moral masyarakat arab adalah : pemurah/dermawan, suka menerima tamu, berani, suka pada kebebasan, dan setia.
b.      Pranata Pendidikan (educational institutions)
Mayoritas dari pencinta ilmu adalah kalangan ‘Ajam atau non arab seperti Persia. Pada saat itu bahasa Arab menjadi bahasa komunikasi. Kemajuan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya pada masa Abbasiah disebabkan oleh :
-          Kekayaan yang melimpah, mata pencaharian yang popular dan menjanjikan saat itu adalah berdgang.
-          Khalifah sangat mendukung perkembangan keilmuan ini bahkan ia menjadi teladan bagi masyarakat umum.
-          Mulai didirikannya lembaga-lembaga pemerintahan baik formal maupun non formal seperti kuttab, madrasah, halaqah-halaqah keilmuan khusus atau spesifik, baytul hikmah.

c.       Pranata ilmiah (scientific Institutions)
Dalam ranah ilmiah, khususnya bidang ilmu Eksak berkembang pesat pada zaman Abbasiyah khususnya pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid. Pada masa ini terdapat pusat-pusat keilmuan dan banyak kegiatan ilmiah di dalamnya seperti :
                                                           i.      Islam bagian Timur (al-masyriq) : Baghdad, Basrah, Kufah, dan Damaskus.
                                                         ii.       bagian Barat: Andalus (Spanyol), Kordova : tempat berkumpul penyair, filsuf, penerjemah dan fuqaha`
                                                       iii.      Dalam Baytul Hikmah juga sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan ilmiah seperti : biro penerjemahan dan perpustakaan umum, mempelajari astronomi dan lainnya.

d.      Pranata Politik  (Political Institutions)
Kepemimpinan dalam suatu Kabilah. Suatu kabilah (clan) dipimpin oleh Syaikh yang dipilih karena:
      Paling tua (senioritas)
      Paling kaya
      Paling banyak anggota keluarganya
      Berani
      Pemurah

E.   Budaya / Kebudayaan Masyarakat Arab

Masyarakat Arab yang tinggal jauh terpisah dari bangsa lain dan seolah terkungkung dalam hamparan gurun pasir yang seolah tak bertepi, kondisi alam yang begitu keras membuat mereka hidup dengan keras. Situasi ini mempengaruhi tata cara berfikir dan tingkah laku masyarakat Arab.
Cara hidup mereka yang berkelompok-kelompok dan berpindah-pindah membentuk kepribadian, adat dan budaya khas Arab. Budaya yang ada di masyarakat arab ada yang bersifat positif dan negatif.
a.      Budaya Arab yang Positif
Contoh dari budaya arab yang positif adalah :
-          Pemberani
-          Pemurah / Dermawan
-          Suka menerima tamu
-          Solidaritas Kesukuan yang kuat.
-          Memiliki dzauq kesusastraan yang kuat.
-          Memiliki hafalan atau ingatan yang kuat
-          Memiliki rasa kesetiaan yang tinggi.
-          Membela dan menolong orang yang meminta perlindungan.

b.      Budaya Arab yang Negatif

Adapun budaya-budaya negative di masyarakat Arab adalah :

-          Suka mabuk-mabukan.
-          Suka main perempuan.
-          Anak laki-laki lebih disukai karena bisa diperbantukan untuk berburu dan berperang.
-          Mengubur anak perempuan karena malu.
-          Membunuh anak baik laki-laki maupun perempuan karena takut miskin.
-          Suka berperang untuk mempertahankan wilayah atau sekedar menunjukkan eksistensi.
-          Suka melacurkan budak perempuan.
-          Menyukai kebebasan (tidak suka diatur)
-          Nikah Istibdha’ (jika istri dari salah seorang lelaki di antara selesai haid kemudian telah bersuci maka lelaki termulia dan paling bagus nasabnya dan tata kramanya boleh meminta wanita tersebut untuk disetubuhi dalam kurun waktu yang memungkinkannya melahirkan anak yang mewarisi sifat-sifat positif lelaki yang memintanya tadi)
-          Fanatisme Golongan
Daftar Pustaka

1.      Pusat Bahasa Depdiknas.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat).Jakarta: Balai Pustaka
2.      Masyarakat Arab dan Budaya Islam
3.      Banyu Perwita, M. Yani. 2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional.Bandung : Remaja Rosdakarya
4.      Koentjaraningrat. 2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:Rineka Cipta
5.      Diamond, Jared.2010. The World Until Yesterday.
6.      Bahan ajar mata kuliah Pranata Al Azhar (power point)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Press Realease IMASASI

Pawai Peringatan Hari Bahasa Arab se-Dunia

Sebagai salah satu bahasa yang jumlah penuturnya lebih dari 200 juta jiwa di seluruh dunia, bahasa Arab kini mampu bersaing dikancah internasional dan telah menjadi salah satu bahasa resmi PBB. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan 18 Desember sebagai hari bahasa Arab se-dunia.
Munculnya ide tanggal tersebut dinyatakan sebagai hari bahasa Arab se-dunia, karena pada tanggal 18 Desember di tahun 1973, bahasa Arab resmi terdaftar dan menjadi bahasa internasional di UNESCO. Dengan demikian, bahasa Arab masuk urutan ke-6 dari 22 bahasa negara lainnya yang digunakan sebagai bahasa internasional UNESCO.
Ikatan Mahasiswa Studi Arab se-Indonesia (IMASASI) adalah organisasi mahasiswa studi arab tingkat nasional yang merupakan segmen integral dari elemen  lembaga – lembaga kemahasiswaan studi Arab. Organisasi ini merupakan sarana bagi mahasiswa studi arab yang membutuhkan lembaga profesi untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme dan meningkatkan pembelajaran bahasa dan budaya Arab.
Sebagai organisasi ekstra kampus, IMASASI tidak pernah absen dalam memperingati Hari Bahasa Arab se-Dunia ini tiap tahunnya. Di tahun ketiga ini, IMASASI Wilayah III Jabodetabek untuk kedua kalinya menggelar acara peringatan Hari Bahasa Arab se-Dunia.
Tahun ini IMASASI Wilayah III Jabodetabek menyelenggarakan Pawai Peringatan Hari Bahasa Arab se-Dunia yang dilaksanakan pada Minggu, 20 Desember 2015 pukul 06.30-10.30 bertepatan dengan Car Free Day di Jakarta dengan tema “ Bahasa Arab Membumi di Tanah Airku”. Pawai akan di mulai dari long march (Halte BI – Bunderan HI), lalu berkumpul di Bunderan HI untuk aksi teaterikal bertemakan perjuangan rakyat palestina dan bencana nasional Kabut Asap di Riau. Aksi teaterikal berbahasa Arab ini adalah simbol rasa simpati IMASASI terhadap konflik-konflik yang dihadapi oleh negara-negara Arab dan bencana-bencana di Indonesia tercinta ini.
Selain aksi teaterikal, IMASASI juga menampilkan musik akustik, lomba photobooth, permainan, tandatangan petisi, stand souvenir dan roti maryam. Pawai ini diikuti mahasiswa-mahasiswi universitas anggota IMASASI seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia, Universitas Islam Djakarta dan beberapa lembaga pendidikan tinggi lain seperti STIU Al-Hikmah, Ma’had Aly An-Nuaimy dan PTDII Muhammad Natsir (putra). Turut mengundang perguruan tinggi lain seperti Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Institut Ilmu Qur’an (IIQ), Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ), PTDII Muhammad Natsir (putri).




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Followers

Search

Pages

Blogger templates

Blogger news

Social Media Sharing by CB Bloggerz

Visitors

AmazingCounters.com

Blogroll

BlogBlogs

Listen to Quran