LINGUISTIK ARAB
“SISTEM KEBAHASAAN BAHASA ARAB”
Oleh :
Ririn Widiyastuti
0401514019
Dosen :
DR. Thoyyib IM
2014
SASTRA ARAB
FAKULTAS SATRA
UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menyempurnakan
hidup kita dengan syariat-Nya, menuliskan takdir kita dengan pena-Nya,
melengkapi hidup kita dengan nikmat-Nya, menguji kita dengan cobaan-Nya dan
menyayangi kita dengan kasih sayang-Nya. Agar kita dapat berjalan lurus di
jalan-Nya hingga dapat berkumpul di Surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Shalawat dan Salam tak lupa kita haturkan kepada beliau, Rosulullah
Shallahu ‘alaihi wa sallam yang telah berjuang menyebarkan risalah-Nya,
mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk agama-Nya demi keselamatan bagi
umatnya. Semoga kita dan semua kaum muslimin yang mengikuti risalah-Nya
mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat dan bersama beliau hidup di dalam surga
yang penuh dengan kenikmatan.
Alhamdulillah hirobbilalamin akhirnya makalah Sistem Kebahasaan
Bahasa Arab ini selesai tepat pada waktunya. Dan tentulah kiranya banyak sekali
kekurangan dan tak sedikit pula kekeliruan yang harus dibenarkan.
Akhirul kalam wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barakatuh
15
Januari 2015
Penyaji
Daftar Isi
Kata Pengantar
1. Sistem Fonologis
Fonologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang ciri-ciri bunyi ujar/ucapan, cara terjadinya dan
fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan.
1.1. Sistem Fonematis
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional,
artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi
dalam rangka pembedaan makna tersebut.
1.1.1. Vokal : /i-a-u/ dengan variasi panjang pendek
Huruf vokal ditandai tidak adanya hambatan udara keluar dari rongga
mulut. Vokal adalah segment yang paling nyaring.
1.1.2. Konsonan : 26 Konsonan
Pembentukan konsonan adalah ketika
aliran udara menemui berbagai hambatan atau penyempitan.
Semi-Konsonan : /w-j/
Semi-Konsonan yaitu bunyiyang sebenarnya tergolong konsonan tetapi
pada saat diartikulasikan belum membentuk konsonan murni.
1.2. Sistem Prosodis
1.2.1. Intonasi – Tekanan – Nada
Intonasi ialah bentuk
tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau
pengucapan.
Tekanan (stress) ialah suatu jenis unsur supra segmental yang
ditandai oleh keras lembutnya arus ujaran.
Nada (pitch) ialah
suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai oleh tinggi rendahnya arus
ujaran
1.2.2. Kuantitas Fonem
Ialah panjang atau kuantitas atau durasi panjang atau durasi
menyangkut lamanya bunyi diucapkan oleh suatu bunyi segmental, yang waktu
diucapkannya oleh alat-alat ucap dipertahankan cukup lama,
1.2.3. Sendi – Hentian
Jeda menyangkut pemberhentian dalam bahasa. Suatu bunyi segmental
dalamsuku kata, kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana, pastilah disertai
dengan bunyisupra segmental perhentian di sana-sini. Bunyi supra segmental yang
berdiri prosodi perhentian di sana-sini itu disebut jeda atau persendian,
atau batas penyambungan.Bahasa yang satu dengan yang lain, memiliki jeda yang
berbeda-beda.
Menurut tempatnya jeda dapat dibedakan menjadi empat, dan biasariya
diberitanda-tanda berbeda.
a. Jeda antar suku kata
dalam kata ditandai dengan [+]
b. Jeda antar kata dalam frase ditandai dengan [/]
c. Jeda antar frase dalam klausa ditandai dengan [//]
d. Jeda antar kalimat dalam wacana ditandai dengan [#]
1.3. Kombinasi dan Distribusi Fonem (Fonotaktik)
Ialah merangkai fonem dalam bentuk yang lebih besar.
Contoh :
Mbrubrul (dari kata brubul,
jawa) Ngr
Mbl
Ndr
Ngl
1.3.1. Persukuan Kata
Ialah dibentuk dari gabungan bermacam-macam suku kata.
Contoh :
No.
|
P. Suku Kata
|
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa Daerah
|
1.
|
V
|
a-ku
|
o-mak
|
2.
|
VK
|
In-ti
|
Sa-ye
|
3.
|
KV
|
Ca-pek
|
Lo-tieh
|
4.
|
KVK
|
Pan-jang
|
Pak-se
|
5.
|
KKVK
|
Mo-dem
|
Plo-peh
|
6.
|
KVKKK
|
Korps
|
Mbuk
|
7.
|
KKV
|
Dra-ma
|
Plam-pong
|
8.
|
KKVK
|
Kon-trak
|
Bran-tuk
|
9.
|
KKKV
|
Stra-ta
|
Strong-keng
|
10.
|
KKKVK
|
Strom
|
|
11.
|
KKVKK
|
Kom-pleks
|
1.3.2. Asimilasi – Disimilasi
Asimilasi ialah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak
sama menjadi bunyi yang sama atau yang hampir sama.
Disimilasi Perubahan bunyi dari dua bunyi yang sama menjadi tidak sama. Contoh:
[sajjana] – [sarjana], [sayur sayur] – [sayur mayur], [berajar] –
[belajar].
1.3.3. Rangkaian Fonemis
Adalah
kata yang melebur dengan kata setelahnya.
Contoh
: min ba’di – mim ba’di
Alif lam syamsiyah.
2. Sistem Morfologi
Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata inti, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantic atau lebih singkatnya
ilmu yang mempelajari seluk-beluk kata.
Dan
dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah
kata.
2.1. Morfem : Satuan Bahasa Terkecil Yang Bermakna
Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi
dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Misalnya kata pendek, tidak bisa dipisah menjadi “pen” dan “dek”. Atau kata “حار” tidak bisa dipisah menjadi “حا” dan “ر”.
Kata
: Satuan Gramatikal Bebas Terkecil
Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri
dan mempunyai makna.
2.2. Dasar Kata : Akar Kata + Pola = Dasar Kata
Kata dasar merupakan kata asli atau kata yang digunakan sebagai
dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.
2.3. Bentuk Kata
Nomina : dasar + (ketakrifan + jenis + jumlah + kasus)
·
Ketakrifan : ma’rifah (tentu) dan nakiroh (tak
tentu).
·
Jenis : muannats (feminim) dan
mudzakkar (maskulin).
·
Jumlah : Mufrad (tunggal), mutsanna
(dual), jamak (banyak).
·
Kasus : Subjek atau objek.
Verba : Perfektum Dasar + Pemarkah subyek
Contoh : katab + tu
Dasar +pemarkah
subjek
Imperfektum dasar
+ persona (+jenis + jumlah) + kata +aspek + modus
Perfektum /fa’ala/ berbuat/
mengerjakan, transitif – intransitif
Contoh : درس، كتب، بدل
/fa’ula/ proses/keadaan lama berlangsung,
intransitive.
Contoh : كبر، حسُن، صغُر
/fa’ila/ proses/ keadaan sementara
Contoh : فرِح، حزن، مرِض
2.4. Verba Derivatif
Ialah kata kerja yang bisa berubah secara lughowi dan istilahi.
Contoh : إسطلاحي : تعلم – يتعلم – تعليم –
معلم
لغوي : تعلم ، تعلما، تعلموا، تعلمت
2.5. Nomina
Ialah kata benda terdiri dari nama benda, orang, tempat, dan yang
dibendakan. Kata benda dibagi menjadi dua, yakni kata benda yang nyata yang
dapat ditangkap oleh panca indra atau yang bersifat abstrak.
2.5.1. Nomina Daat : Sulit Diderivasikan
Adalah kata benda atau ism yang sulit diubah kebentuk
lain.
Contoh : أدوات الظرف : بين، حتى، أمام، قبل، وراء، تحت،
خلف، بعد، فوق، جانب
2.5.2. Nomina Derivatif
Adalah kata benda atau ism yang dapat diubah kebentuk lain.
Contoh : كاتب، مكتوب، مكتب
مَدرسة،
مُدرّسة، مَدروسٌ
2.5.2.1. Nomina deverbal
Adalah nomina yang diderivasikan dari bentuk kata kerja
dasar tiga huruf menjadi kata benda:
Contoh : ضرب – ضارب – مضروب - مضراب
2.5.2.2. Nomina denominative
2.5.3. Nomina Nominal
Yakni عدد و معدود baik berupa angka biasa maupun tingkatan.
Contoh : ،العدد : واحد، إثنين، ثلاث،أربعة،خمسة،ستة، سبعة، ثمانية،
تسعة، عشرة
التركيب : الأول، الثاني، الثالث، الرابع،
الخامس، السادس، السابع، الثامن، التاسع، العاشر
3. Sistem Sintaksis
Sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang
membahas kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai
suatu satuan ujaran, dalam sintaksis yang biasa dibicarakan adalah struktur
sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, peran sintaksis, satuan sintaksis
berupa frase, kalimat, kalimat, dan wacana.
3.1. Satuan Sintaksis
3.1.1. Wacana
Wacana merupakan satuan bahasa diatas tataran kalimat yang
digunakan untuk berkomunikasi dalamkonteks sosial yang berupa rangkaian kalimat
atau ujaran.
3.1.2. Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang
menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
3.1.3. Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa
dan di bawah kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnyaterdiri atas
subjek dan predikat, dan berpotensi untuk menjadi kalimat.
3.1.4. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang
besifat non-predikatif (tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat).
3.1.5. Kata
Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri
dan mempunyai makna.
3.1.6. Morfem
Ialah satuan terkecil dalam kata yang mempunyai makna .
3.2. Klausa
3.2.1. Klausa Nominal
Klausa nominal adalah
klausa yang predikatnya berkategori kata benda.
Contoh : أبوها تاجرٌ
3.2.2. Klausa Verbal
Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja.
Contoh : Mereka
memancing.
3.2.3. Unsur Klausa : Subjek + Predikat
Subjek ialah pelaku
dalam yang melakukan suatu pekerjaan.
Contoh : درس الخالد اللغة العربية
Predikat ialah
pekerjaan yang dilakukan oleh subjek.
Contoh : درس الخالد اللغة العربية
3.2.4. Penyesuaian dan Penguasaan
Penyesuaian : dalam bahasa
arab kata kerja atau fi’il selalu berubah menyesuaikani kata ganti orang atau
dhomir yang menjadi subjek atau fa’il bagi fi’il tersebut.
Contoh : هو يكتب أنتم تكتبون
هي تكتب أنتن تكتبن
Penguasaan : dalam Bahasa
Arab harakat akhir kata benda atau kata kerja ditentukan oleh huruf atau kata
yang mempunyai tugas menguasai kata benda atau kata kerja yang ada di depannya.
Contoh :لديّ بيتٌ كان الجوّ
حارّا
رأيت بيتا إن العلمَ
مفيدٌ
في بيتٍ
3.3. Kalimat
Kalimat adalah
satuan gramatik yang didahului dan daiakhiri kesenyapan akhir yang berisi
pikiran yang lengkap dalam ujaran.
3.3.1. Kalimat Sederhana
Kalimat sederhana ialah kalimat yang terdiri dari subjek dan
predikat bisa juga ditambah objek dan keterangan. Atau kalimat yang terdiri
dari 1 atau 2 klausa.
Contoh : - درس الخالد علوم الحديث
3.3.2. Kalimat Komplek
Kalimat komplek ialah kalimat yang terdiri dari 3 klausa atau
lebih.
Contoh : خرجت من البيت و ذهبت إلى المكان
المعين الأُقابل صديقي
3.3.3. Macam Kalimat Komplek
3.3.3.1. Kalimat Kordinatif
Kalimat Kordinatif ialah kalimat yang di dalamnya ada
kata penghubung “dan” atau harf al’athf “و”.
Contoh : درست علم النحو و علم الصرف
3.3.3.2. Kalimat Subordinatif
Kalimat Subordinatif adalah kalimat yang di dalamnya
terdapat kata penghubung yang menghubungkan dua hal yang tidak setara.
Contoh : لا يريد حامد أن يسكن في القرية بل يريد أن يسكن
في المدينة
3.3.3.3. Kalimat Relatif.
Kalimat yang bisa berubah kedudukan suatu posisi ism atau
fi’il.
Contoh : كان الجو حارا و الشمس مشرقة و أنا صائمة
3.3.3.4. Kalimat Kompelatif
Kalimat yang terdiri dari fa’il dan maf’ul atau halyang
berupa nakiroh
Contoh : قصى يوسف رئيه متعجبا
3.3.3.5. Kalimat Kondisional
Kalimat Kondisional adalah kalimat yang di dalamnya
terdapat kata persyaratan atau “الشرطية”.
Contoh : إن تذهبْ أذهبْ
0 comments:
Post a Comment