Museum Wayang
yang merupakan salah satu museum unggulan di komplek museum Kota Tua ini
memiliki berbagai hal-hal menarik dari berbagai segi. Berikut paparan dari
beberapa sudut :
a. Analisis Pencahayaan.
Pencahayaan
sangat di perhatikan oleh tata pamer Museum Wayang. Pencahayaan diatur
sedemikian rupa agar menarik dan tidak merusak koleksi museum. Misalnya dengan
tidak menggunakan cahaya matahari karena cahaya matahari dapat merusak wayang
dengan menjadikannya melengkung dan memudarkan warnanya.
Pencahayaan ruang
display di museum ini menggunakan lampu sorot atas sehingga pengunjung lebih
fokus melihat display wayang tersebut. Sebagaian pencahayaan menggunakan lampu
neon di sudut atas agarterkesan terang. Adapun untuk display memakai lampu
sorot dengan arah yang bervariasi agar semakin menarik perhatian pengunjung.
Selain itu, manfaat letak lampu yang bervariasi ini adalah untuk menghindari
kemonotonan dan mengarahkan pergerakan pengunjung kearah display, membangkitkan
imajinasi dan alat sugesti positif bagi pengunjung sehingga mereka betah untuk
melihat dan menekuni barang-barang koleksi.
b. Analisis Tata Letak.
Menurut
keterangan yang kami dapat, susunan tata letak barang-barang koleksi
berdasarkan wayang yang di anggap masterpiece (biasanya wayang yang dianggap paling
tua, atau wayang paling baik diantara semua wayang). Jadi tidak berdasarkan
cerita wayang. Tata letak di ruang pamer museum ini tertata dengan baik dengan
mengatur jarak vitrine atau kaca display sedemikian rupa. Sehingga dapat
memunculkan rasa ketertarikan pada pengunjung dan pengunjung dapat berjalan
dengan leluasa walaupun ruangan tidak terlalu besar.
c. Analisa Tata Ruang Pamer.
Seperti yang terlihat di museum ini, tata ruang pamer menggunakan
alur dari bawah ke atas yaitu alur wayang golek ke wayang kulit. Pada setiap
ruangan pamer di museum ini terdapat alat temperature/monitor udara yang
berfungsi menjaga kelembaban udara agar tidak kering ataupun lembab. Karena
udara yang terlalu kering atau terlalu lembab dapat merusak wayang-wayang
koleksi.
Tata ruang di museum ini tersusun sangat baik dan modern,
warna-warna yang digunakanpun tidak mencolok. Kelebihan dari ruangan-ruangan
ini dibuat kedap udara namun kekurangannya ruangan-ruangan ini terlalu sempit
dengan pencahayaan yang minim.
Para pengunjung museum wayang diajak untuk mengenal berbagai
karakter, sikap maupun perilaku lakon melalui tampilan wayang yang mempunyai
bobot yang luhur dan tinggi nilainya dalam budaya kita dengan menyaksikan berbagai koleksi wayang
seperti wayang kulit, wayang golek, patung wayang, topeng wayang, wayang beber,
wayang kaca, gamelan dan lukisan-lukisan wayang.
Museum
Wayang juga menampilkan berbagai macam koleksi wayang dan boneka dari berbagai
negara. Diantaranya dari Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis,
Rusia, Polandia, India dan Kamboja.
d. Analisa Alur Pengunjung Berjalan.
Alur pengunjung berjalan ini memutar sehingga tidak membingungkan
pengunjung. Lorong pertama setelah lobby dipenuhi koleksi wayang 2 dimensi dan
3 dimensi di kanan kirinya. Lalu ada ruang terbuka dengan prasasti bekas makam
mantan pendiri Batavia JP Zoon Coen dan setelahnya ada display wayang kulit
revolusi, Wayang kulit Tejokusuman, Wayang kulit Ngebean. Ruang display
selanjutnya terdapat display Topeng Klono Surakarta, pada display ini dibuat
memutar 360 derajat sehingga bisa dilihat dari semua arah dan terlihat sangat
menarik. Terakhir kita akan melihat display wayang intan dan sebelum keluar
ruangan ada took souvenir bagi pengunjung.
Di
ruang display tengah atas terdapat seperangkat lengkap alat music gamelan.
Gamelan merupakan pengantar wajib dalam setiap pertunjukan wayang. Dan adapula
perpustakaan yang menyajikan beragam buku tentang wayang, museum dan hal-hal
yang terkait kebudayaan. Untuk memasukinya dengan menaiki tangga di belakang
meja reseptionis.
0 comments:
Post a Comment