Indonesia
terkenal dengan sifat ramah tamah, santun, berkepribadian luhur dan suka
bergotong royong. Namun dewasa ini, nilai-nilai tersebut perlahan luntur
pada diri mayoritas masyarakat kita terutama kaum mudanya. Derasnya arus
globalisasi dari segala lini yang tak terbendung merupakan faktor utamanya.
Disamping itu, tidak adanya upaya internal bangsa untuk mengantisipasinya atau
minimal sekedar meminimalisir. Mental seperti inilah yang membuat macan besar
bernama Indonesia kehilangan ‘taringnya’ di hadapan lawan-lawannya. Untuk itu
kita sangat butuh akan perubahan yang bisa mengembalikan kewibawaan dan
kehormatan bangsa. Demi Indonesia yang lebih baik di tahun 2015.
Arus
globalisasi itu menyebabkab banyak informasi tentang apapun dari seluruh dunia
dengan mudah diakses dan masuk ke pemikiran masyarakat kita dan sedikit
banyak mempengaruhi tingkah laku, gaya bicara dan yang paling riskan adalah
gaya berpikir mereka. Mereka perlahan melepaskan baju ke Indonesiaannya dan
memakai baju asing yang mereka pikir adalah lambang kemajuan dan modernitas.
Nilai-nilai kesopanan, keramahan, kesantunan mulai menurun atau diturunkan
standarnya. Musyawarah yang dulu sangat dijunjung tinggi kini diganti
dengan sistem demokrasi yang lebih mengutamakan suara terbanyak. Gotong royong
sudah tak tahu dimana rimbanya. Salah satu ciri khas Indonesia ini dengan mudah
menguap ketika individualisme dan egoisme merasuki pemikiran masyarakat kita.
Pribadi-pribadi luhur kian luntur bahkan hancur.
Kini
Indonesia tak ubahnya seberti negara-negara lain. Ciri-ciri khas kebanggaan itu
kini sulit ditemui. Semakin hilang sifat ke-Indonesiaan kita, semakin jatuhlah
martabat dan wibawa bangsa. Indonesia bak macan yang bertransformasi menjadi
kerbau yang membajak sawah bangsa lain. Kekayaan-kekayaan alam kita dibawa oleh
bangsa lain dan kita tak bisa berbuat apa-apa persis seperti kerbau itu.
Tahun
2015 ini, haruslah membuat pemerintah lebih menitik beratkan bagaimana cara
mengembalikan harkat dan martabat kita sebagaimana para pahlawan yang menitik
beratkan hal ini melalui persatuan dan perjuangan. Cinta kepada tanah air
mencakup pula cinta kepada orang-orang berbagai macam suku bangsa yang
mendiaminya, bermacam-macam bahasa yang menyemarakkannya, bermacam-macam adat
istiadat dan kesenian yang mewarnainya dan cinta kepada para pahlawan yang
telah memperjuangkan tanah air ini dengan darahnya. Cinta seperti ini harus
digelorakan kembali.
Ketika
kita sudah mencintainya, otomatis kita akan menjaga dan melestarikannya bahkan
mengembangkannya. Hingga kita akan bangga dengannya, dengan nilai-nilai budaya
dan karakter Indonesia ini. Kita bangga menjadi orang Indonesia yang santun dan
berkepribadian luhur. Kita akan dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
dengan bangsa lain. Dan akan dengan mudah kita menyusun kembali apa yang tercecer,
kita tambal bagian-bagian yang bocor, kita ganti apa yang hilang dan kita
tambahkan apa yang kurang dari bangsa ini.
0 comments:
Post a Comment