Gedung ini didirikan tahun 1640 sebagai gereja yang diberi nama
Oude Holandsche Kerk, hingga tahun 1732. Pada tahun 1848 nama gereja diganti
menjadi Niew Holandsche Kerk. Gereja tersebut digunakan Penduduk sipil Eropa
dan tentara Belanda. Di bagian tengah
gedung digunakan sebagai kuburan khusus bagi para pembesar Belanda yang
meninggal di Jakarta. Salah satunya Jan Pieter Zoon Coen.
Tanggal 14 Agustus 1936 dijadikan Monumen dan tahun 1937
dibeli oleh “Bataviasche Genotschaap Van Kunsten En Wetenschappen” yakni sebuah
lembaga yang bergerak dibidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Indonesia.
Tanggal 22 Desember 1939 dijadikan Museum Batavia lama kemudian dikenal dengan
nama Museum Jakarta
Tanggal 17 September 1962 oleh lembaga Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Indonesia diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kemudian tanggal 23 Juni 1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta
Tahun 1972 ditetapan sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi
Undang-Undang Monumen ( Monumenten Ordonantie) TBL.1931 NO.238 dan surat
keputusan Gubernur DKI Jakarta No.CB.11/1/12/72 Tanggal 10 Januari 1972.
Kemudian tanggal 13 Agustus 1975
diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta H.Ali Sadikin sebagai gedung Museum
Wayang. dan pada 16 September 2003 nendapat perluasan bangunan ,hibah dari
bapak H.Probsutejo.
Peresmian Museum Wayang DKI Jakarta diadakan pada hari Rabu malam
13 Agustus 1975 dalam rangka peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-30.
Acara peresmian berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB. Adapun peresmian wayang
telah disusun sebagai berikut :
1.
Pembukaan
: oleh protocol
2.
Laporan
: oleh Kepala Proyek Museum Wayang, Ir. Haryono Haryo Guritno
3.
Laporan
: oleh Ketua Umum Yayasan Nawangi Marsdya TNI H.Budiartdjo
4.
Sambutan
: oleh Gubernur DKI Jakarta, Letjend TNI
Kko H.Ali Sadikin
5.
Penyerahan
lambang Museum Wayang berupa gunungan Bali ( Yayasan Nawangi ) sebagai tanda
diserahkannya Museum Wayang dalam hal penyelenggarannya kepada pemerintahan DKI
Jakarta
6.
Pembacaan
doa
7.
Peresmian
Museum Wayang ditandai dengan penyalahan Blencong dengan menggunakan obor dari
bamboo
8.
Peninjauan
pameran Museum Wayang
9.
Ramah
tamah
10.
Acara
selesai
Dengan telah diresmikannya Museum Wayang, maka tujuan, fungsi dan
tugasnya adalah sebagai berikut :
Tujuan pendirian Museum Wayang adalah sehubung dengan timbulnya
kesadaran masyarakat lndonesia pada umumnya ,khususnya masyarakat pencinta
Wayang ,bahwa seni budaya lndonesia yang kaya dan tinggi nilainya itu, tidak
sekedar hanya untuk dimiliki saja, tetapi juga harus terpelihara, dikembangkan
dan dibina serta dimanfaatkan untuk bangsa dan Negara, sehingga generasi muda
mendatang akan tetap dapat mewarisinya.
Museum Wayang yang didirikan tersebut bukanlah sekedar menjadi
objek rekreasi dan wisatawan semata-mata , tetapi juga menjadi sarana riset dan
study bagi para pelajar , mahasiswa sarjana dan masyrakat pada umumnya.
Dengan tujuan memiliki ,memelihara dan mengembangkan pewayangan ,maka Museum Wayang mempunyai
strategi dasar yang diarahkan kepada sasaran pokok dan berfungsi sebagai :
1.
Pusat
Pewayangan lndonesia.
2.
Pusat
dokumentasi dan penelitian pewayangan .
3.
Pusat
penyaluran pengetahuan pewayangan untuk tua dan muda.
4.
Pusat
di mana dapat mengagumi dan menikmati seni cipta,ripta, widya ,gatra dan
drama wayang.
5.
Media
pembinaan ,pendidikan ,penerangan dan hiburan
6.
Pusat
rakreasi dan obyek wisata .
7.
Pusat
pengenalan budaya antar daerah dan antar bangsa.
8.
Cermin
sejarah manusia, alam lingkungan dan budayanya.
Tujuan Museum Wayang adalah untuk megumpulkan ,merawat dan
melindungi pelbagai jenis wayang segala peralatannya yang mengandung nilai seni
dan sejarah serta penyajian benda seni bersejarah untuk masyarakat sebagai
sumber informasi dan bukti sejarah kehidupan seni budaya bangsa lndonesia.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Museum Wayang melakukan kegiatan
antara lain :
1.
Menghimpun
dan meneliti data-data informasi mengenai pelbagai jenis wayang yang memliki
nilai sejarah.
2.
Mengumpulkan
pelbagai jenis wayang dan peralatannya yang memiliki nilai sejarah dan berasal
dari masyarakat, lntansi Pemerintah maupun Swasta.
3.
Membuat
dokumentasi dan perawatan pelbagai jenis wayang yang memiliki nilai sejarah.
4.
Merawat
pelbagai jenis koleksi wayang yang ada di Museum Wayang .
5.
Menyelengarakan
pameran ,ceramah dan peragaan wayang beserta peralatannya.
Ada lebih dari 5000 koleksi wayang
dalam museum ini. Wayang-wayang dari berbagai daerah di Indonesia
menjadi benda bernilai historis tinggi dan dipamerkan di lantai 2. Diatanaranya
ada yang berasala dari Jawa, Bali, Lombok, Sumatera dll, ada juga wayang-
wayang dari luar negeri yaitu India, Pakistan, Malaysia, Polandia, Inggris,
Suriname, Kolombia, Tiongkok, Prancis, Thailand, dan Amerika. Wayang-wayang
dari luar negri itu meliputi wayang golek, wayang kulit, wayang mainan, wayang
boneka.
Dari cara penyajiannya, wayang dibagi menjadi dua, pertama wayang
dua dimensi. Biasanya wayang jenis ini terbuat dari kulit. Jika dipentaskan
Dalang, wayang dimainkan di depan layar yang diterangi lampu. Bisa dinikmati
penonton dari depan maupun dari belakang layar. Kedua wayang tiga dimensi.
Wayang jenis ini terbuat dari dari kayu seperti wayang golek.
0 comments:
Post a Comment