Wayang di Indonesia, terutama di Pulau Jawa mulanya merupakan
produk kebudayan keraton. Wayang yang ada pada awalnya dijadikan alat pemujaan
leluhur, maka setelah kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad ke 5
Masehi mengalami pergeseran nilai. Dunia
pewayangan Indonesia mendapat pengaruh secara khas terutama dalam hal
cerita/lakon seperti cerita Ramayana dan Mahabrata, sehingga bentuk dan
sajiannya semakin berubah dan luas jangkauannya dalam tampilan dan tema
ceritanya. Dalam perkembangannya wayang Indonesia telah demikian mentradisi
sehingga mampu bertahan ditengah-tengah masyarakat pendukukungnya yang beragam.
Wayang dalam bahasa Melayu Kuno atau bahasa Jawa berarti bayang
–bayang atau bayangan, sedang dalam kawinan Arjuna Wiwaha karangan Empu Kanwa
dari jaman Raja Airlangga yang memerintah Jawa Timur dari tahun 1019 – 1042 ,
ada disebut kata “ringgit “ yang dalam
bahasa Kromo lnggil.
Bentuk ringgit atau wayang apabila didekatkan pada dinding tembok
atau dinding lainnya dan terkena sinar matahari akan nampak bayangan ,untuk
menjaga agar bayangan tersebut dapat dilihat dengan sempurna maka dibeberkan
layar putih dari kain dan di belakangnya digantungkan pelita yang dalam bahasa
Jawa disebut dengan nama “ blencong “
atau di pulau Bali dengan nama “Belincung “ Maka terlihatlah bayangan atau
wayang ,yang merupakan salah satu bentuk seni teater boneka yang sangat
digemari masyarakat , bahkan dikenal diseluruh dunia karena keindahannya.
Wayang adalah merupakan
salah satu bentuk kebudayaan lndonesia asli dan telah ada sebelum kebudayaan
Hindu masuk ke lndonesia .Pergelaran wayang pada waktu itu merupakan perwujudan
di dalam pemujaan terhadap arwah para leluhur.
Seni pertunjukan wayang mendapat pengaruh dan perkembangan yang
lebih maju. Cerita Epos Ramayana dan Mahabharata mulai dikenal dan digemari
masyarakat lndonesia. Prasasti yang paling tua dan menyebutkan wayang antara
lain dari Raja Dyah Balitung, dinasti Sanjaya yang memerintah Mataram l dan
bertarih 907 Masehi yang berbunyi :
“Meratap menonton bodoh sekali karena orang tahu ia hanya melihat
kulit ukir-ukiran yang digerakkan dan dibuat bercakap inilah contohnya orang
yang terikat pada hawa nafsu malah bebel dan dungu dunia permainan saja, tidak
berharga “.
Kakawin Arjunawiwaha tersebut merupakan sumber tertulis tertua
tentang adanya wayang kulit di lndonesia
Berdasarkan apa yang tertulis diatas tadi, maka wayang kulit di
Jawa telah dikenal masyarakat pada jaman pemerintahan Raja Airlangga dalam abad
kesebelas Masehi
Adalah suatu kenyataan bahwa prototype wayang kulit yang terdapat
di Bali sekarang dapat dilihat pada petilasan Jalatunda dari jaman Airlangga
yang berupa reliet terpahat pada batu.
Pada candi Penataran yang dibangun pada tahun 1268 untuk pemujaan
Raja Singasari Anusapati,kita dapatkan juga tokoh-tokoh wayang yang bentuknya
mirip sekali dengan bentuk wayang kulit di Bali sekarang.
Dengan kata lain kita dapat menyatakan bahwa bentuk wayang kulit di
Pulau Jawa pada zaman Singasari dan Majapahit bersamaan dengan yang terdapat di
pulau Bali sekarang bentuk wayang tersebut berubah dengan masuknya pengaruh
agama lslam di pulau Jawa pada abad ke-15.
0 comments:
Post a Comment